Bulan Maret masih termasuk Oscars season di Indonesia karena ada beberapa film nominasi Oscars yang menghampiri bioskop Indonesia seperti Whiplash (2014) dan American Sniper (2014). Tapi tidak hanya film Oscars, beberapa film baru dijadwalkan untuk masuk dan layak untuk ditonton, misalnya seperti Chappie (2015) karya Neil Blomkamp, Insurgent (2015) dan film duet Will Smith dan Margot Robbie yaitu Focus (2015). Film Indonesia, kalau melihat jadwal yang ada di bulan Maret kemungkinan hanya film Kampung Zombie yang cukup menarik karena untuk pertama kalinya ada film tentang Zombie buatan Indonesia.
Saat ini di Indonesia, ada dua jenis pertanyaan yang dibenci oleh kebanyakan orang. Pertama, pertanyaan “agama kamu apa?” dan kedua, pertanyaan “kapan kawin?”. Entah mengapa orang Indonesia menyukai hal-hal yang sangat personal dari diri seseorang ketika menanyakan pertanyaan – pertanyaan tersebut. Padahal sebenarnya “mau agamanya apa” dan “kawinnya kapan” itu adalah urusan masing-masing individu. Suka ikut bertanya dan ingin tahu urusan orang lain itu sifat manusia Indonesia sekali, hal itu juga terlihat dengan lakunya tayangan infotainment di televisi Indonesia.
Pertanyaan “kapan kawin?” sangat relevan untuk manusia perkotaan di Indonesia, kesibukan mengejar karir dan pendidikan menjadi prioritas mengapa menikah tidak menjadi suatu hal yang mendesak di dunia modern perkotaan. Saat ini, untuk orang perkotaan, menikah tidak menjadi goal dalam hidup karena orang-orang ini mau terlebih dahulu membahagiakan diri mereka dengan pencapaian-pencapaian baik dalam karir maupun pendidikan. Pencapaian-pencapaian inilah yang tidak pernah dilihat (baca: tidak dimengerti) oleh orang-orang yang selalu menyindir orang-orang yang memilih untuk belum menikah. Para penyindir para jomblo (single person) dan bahkan tragisnya membuat orang yang jomblo itu adalah sesorang yang hina. Bahkan ada pemuka agama ada yang menjual pernikahan semata-mata hanya untuk Tuhan dan agama, tanpa memikirkan kebahagiaan individu itu sendiri. Bahkan para pemuka agama ini menyarankan untuk menikah semuda mungkin, padahal mungkin saja orang-orang yang memilih untuk belum menikah, masih ingin mencapai goal dalam hidup mereka tapi ironisnya para jomblo ini sudah mendapat tekanan-tekanan seperti ini. Sangat tidak adil.
Berkat pertanyaan menyebalkan “kapan kawin?” yang menyebalkan ini, hadirlah sebuah film yang mengambil fenomena dari pertanyaan itu, lengkap dengan segala intriknya yang diberi judul Kapan Kawin?
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia dan sampai saat ini belum ditemukan obat yang menyembuhkannya secara permanen. Oleh karena itu penyakit ini sungguh sangat berbahaya dan mematikan. UNAIDS (joint programme persatuan bangsa-bangsa untuk penyakit HIV/AIDS) menyatakan kalau Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang penyebaran epidemi penyakit HIV/AIDS-nya sangat tinggi. Berdasarkan data UNAIDS, pada tahun 2010 sebanyak 5 juta penduduk Indonesia menderita penyakit mematikan ini dan gawatnya, hanya 5-10 persen penderita penyakit HIV/AIDS di Indonesia yang benar-benar memeriksakan penyakitnya dan kemudian berusaha menjalani perawatan untuk penyembuhan.
Berangkat dari isu penyakit HIV/AIDS yang sangat mematikan di Indonesia ini, beberapa film Indonesia dibuat dengan tema tentang penyakit mematikan tersebut. Kisah tentang para penderita penyakit HIV/AIDS itu seperti Mika (2013) dan Cinta dari Wamena (2013). Setelah dua film tersebut, pada awal tahun 2015, dibuatlah film yang berjudul Nada untuk Asa yang digarap oleh Charles Gozali yang menggunakan tema yang sama seperti dua film di atas.
Well, sejujurnya saya sendiri sudah bosan dan muak dengan film-film Indonesia yang menggunakan penyakit sebagai tema ceritanya tapi Nada Untuk Asa menawarkan hal yang sangat baru bagi saya. Seperti apa hal baru tersebut?
Minggu ini banyak film-film baru keluar di bioskop dengan variasi genre film yang cukup beragam. Ada yang drama percintaan seperti “I Fine Thank You Love You”, film nominasi Oscars 2015 yaitu “The Imitation Game”, film horor “Rec [4]: Apocalypse” dan film adaptasi buku fantasi yaitu “Seventh Son” serta beberapa film Indonesia seperti “Kacaunya Dunia Persilatan” dan “Nenek Siam”. Dari semua film di atas, film apa yang direkomendasikan minggu ini? simak pilihannya.
Memasuki minggu pertama di tahun 2015, banyak film baru yang bisa disaksikan oleh kalian di bioskop kesayangan. Mulai dari film dari Indonesia hingga buatan Bollywood. Apa saja?